Mengenal kayu tingi
5/5 - (1 vote)

Apa itu kayu tingi ? sebuah kayu yang sering dimanfaatkan sebagai warna alami. dari kulit sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai zat warna untuk bahan tekstil

Zat warna tekstil terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu zat warna alam dan zat warna sintesis. Zat warna alam diperoleh dari sumber-sumber alami seperti ekstrak tumbuhan atau hewan, sementara zat warna sintesis diproduksi melalui reaksi kimia dengan menggunakan bahan dasar batu bara atau minyak bumi.

Apa itu Kayu Tingi ?

Apa itu Kayu Tingi

kayu tingi (Ceriops tagal) adalah sumber tanin yang sangat potensial, terutama pada kulit kayunya. Jenis pohon ini termasuk dalam kelompok mangrove dan banyak tumbuh di berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, dan Kalimantan, terutama di daerah pinggir pantai.

Kayu tingi (Ceriops tagal), yang umumnya dikenal sebagai soga tingi atau tengar putih, merupakan spesies pohon bakau yang termasuk dalam famili Rhizophoraceae. Pohon ini dilindungi di Afrika Selatan dan memiliki julukan khusus ‘tagal,’ yang berasal dari bahasa Tagalog.

Ciri Fisik Pohon Tingi

Ciri Fisik Pohon Kayu Tingi

Pohon Ceriops tagal memiliki ukuran sedang, tumbuh mencapai ketinggian 25 meter (80 kaki) dengan diameter batang hingga 45 cm (18 inci). Pertumbuhan pohon ini memiliki kebiasaan berbentuk kolom atau bertangkai banyak, dengan pengembangan akar penopang yang besar. Akar jangkar terkadang dapat memancar dan melingkar di beberapa tempat. Kulit batangnya memiliki warna abu-abu keperakan hingga coklat jingga, bersifat halus dengan lentisel berjerawat sesekali.

Daun Ceriops tagal tumbuh berpasangan berlawanan, dengan bagian atas berwarna hijau kekuningan yang mengkilap, berbentuk bulat telur dengan tepi yang utuh, panjang hingga 6 cm (2,4 inci), dan lebar hingga 3 cm (1,2 inci). Bunga tumbuh sendiri-sendiri di ketiak daun, memiliki tangkai panjang, tabung kelopak pendek, dan biasanya berjumlah lima atau enam bagian. Benang sari yang berpasangan terbungkus dalam kelopak yang membuka secara eksplosif jika terganggu.

Buah Ceriops tagal berbentuk bulat telur dengan panjang mencapai 3 cm (1 inci), bergantung pada tabung kelopak yang menyusut. Warna buah awalnya coklat, namun mengalami perubahan warna seiring bertambahnya usia, dan hipokotil muncul. Hipokotil pohon ini panjang dan ramping, tumbuh sekitar 35 cm (14 inci), dan memiliki rusuk, sebuah ciri khas yang membedakannya dari tengar kuning (Ceriops australis).

Artikel sebelumnya : Kayu Weru

Manfaat Kayu Tingi Sebagai Perwarna Alami Batik

kayu tingi menghasilkan warna

Kulit pohon tingi memberikan arah warna coklat kemerahan dengan tingkat kandungan tanin mencapai 26,5%. Persentase ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan kulit kayu avaram, hemlock, oak, dan chestnut (Nazir, 2008). Kandungan tanin yang tinggi menunjukkan potensi kulit pohon tingi sebagai sumber tanin yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan karakterisasi tanin pada kulit tingi untuk menilai kapasitasnya sebagai bahan penyamak nabati.

Karakterisasi ini penting untuk memahami kualitas tanin yang terkandung dalam kulit pohon tingi dan potensinya sebagai bahan penyamak nabati. Dengan kandungan tanin yang cukup tinggi, kulit tingi diharapkan dapat menjadi alternatif yang optimal untuk bahan penyamak nabati, memungkinkan pemanfaatan yang lebih luas dalam industri tekstil dan kulit

Kulit tingi (Ceriops candolleana), yang menjadi pewarna alami untuk bahan tekstil. Beberapa masyarakat memproses kulit kayu tingi dengan cara merebusnya untuk mendapatkan warna coklat kemerahan sebagai pewarna tekstil. Namun, metode ini tidak efisien dalam pengolahan dan penyimpanan zat warna, sehingga diperlukan proses pengolahan lebih lanjut untuk mengubahnya menjadi bentuk serbuk.

Pengambilan zat warna alami dari kulit pohon tingi dilakukan melalui ekstraksi batch. Sebelumnya, dilakukan percobaan pendahuluan untuk menentukan kondisi operasional, termasuk volume pelarut, waktu ekstraksi, dan suhu ekstraksi. Kondisi optimum yang dihasilkan dari percobaan adalah 150 gram kulit kayu tingi diekstrak dengan 2100 ml air, pada suhu 100oC selama waktu 2 jam. Hasil dari proses ini adalah 73,153 gram bubuk zat warna kulit kayu tingi, dengan rendemen zat warna alami mencapai 48,769%.

Zat warna yang dihasilkan kemudian diuji untuk menilai ketahanan warna terhadap pencucian dan gosokan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kain yang diwarnai menggunakan larutan fiksasi, seperti larutan tawas, memiliki ketahanan warna yang baik.

Dalam skala produksi, kapasitas 5 kg zat warna kulit kayu tingi per hari dapat menghasilkan 10 bungkus, masing-masing beratnya ½ kg per bungkus. Harga jual per bungkus mencapai Rp 350.000,00, dan penjualan 5 kg zat warna kulit kayu tingi per hari menghasilkan keuntungan sebesar Rp 548.127,87 per kilogram.

Demikian perihal informasi tentang kayu tingi yang sering masyarakat olah sebagai perwarna alami untuk kebutuhan batik. jangan lupa untuk terus ikut hargalantaikayu.net, jika ingin melihat jenis kayu lainnya bisa daftar artikel di jenis kayu

By Ferdian a rdiyansah

Ferdian ardiyansah, lahir pada 21 juni 1996 di Bandung, Indonesia, adalah seorang penulis blog dan ahli desain interior terkenal. , minatn pada lantai kayu mendorongnya untuk memulai blog "supplier lantai kayu" pada tahun 2010. Dalam blognya, Ferdian ardiyansah berbagi informasi tentang pemilihan, pemasangan, dan perawatan lantai kayu. Dengan fokus pada desain interior dan keindahan alam kayu