Mengenal kayu weru
5/5 - (1 vote)

Kayu Weru (Albizia procera) adalah sejenis pohon yang termasuk dalam keluarga Fabaceae. Pohon serbaguna ini memiliki sebaran yang luas, mulai dari India di barat, Asia Tenggara, selatan Tiongkok, Nusantara, hingga utara Australia.

Dalam bahasa Inggris, pohon ini dikenal sebagai white siris, forest siris, tall albizia, atau brown albizia. Weru juga memiliki berbagai nama dalam berbagai bahasa, seperti oriang (Malay), akleng parang (Filipino), thington, suan (Thai), sit, kokko-sit (Burma), dan lain-lain.

Nama-nama lokalnya termasuk ki hiang (Sundanese), weru, wangkal (Javanese), beru, bangkal (Madurese), dan sebagainya.[4] Epitet spesifiknya, procera, berasal dari bahasa Latin procerus yang berarti “tinggi,” merujuk pada tinggi pohon ini.

Ciri Fisik Pohon Weru

Ciri fisik pohon weru

Ciri Batang

Pohon ini berukuran sedang dengan tinggi maksimal mencapai 30 meter dan diameter batang sekitar 35(–60) cm. Batangnya bebas cabang hingga 9 meter, lurus atau sedikit membengkok. Kulit batangnya halus, berwarna abu-abu hijau pucat, kekuningan-coklat, hingga coklat, dengan tonjolan melintang, kadang-kadang mengelupas tipis. bagian dalamnya berwarna jingga, kemudian hijau, dan kuning jerami atau merah jambu di bagian terdalam. Rantingnya bulat dan gundul. Mahkota pohon ini terbuka.

Ciri Daun

Daun-daun majemuk tersusun menyirip berganda, dengan 2–5 pasang sirip yang hampir berhadapan; tulang daun utamanya panjangnya 10–30 cm, gundul, dengan kelenjar sekitar 1–2,5 cm di atas pangkal tangkai daun kelenjar tersebut berbentuk jorong menyempit, panjang 4–10 mm, duduk, rata atau cekung di permukaannya.

Sirip-sirip daunnya panjangnya 12–20 cm, gundul, berisi 5–11 pasang anak daun, bertangkai pendek sekitar 2 mm; anak daunnya berhadapan, bundar telur asimetris atau hampir belah ketupat, 2–4,5(–6) cm x 1–2,2(–3,2) cm, seperti kertas yang kaku atau agak seperti jangat, kedua permukaannya sedikit berambut.

Ciri Bunga

Bunga majemuk berkelompok dalam bongkol, bertangkai sekitar (0,8–)1,5—2(–3) cm, dengan 15–30 kuntum bunga duduk dalam bongkol. Bunga-bunga ini berkelamin dua, berbilangan 5; kelopaknya menyerupai tabung atau corong sempit, 2,5–3 mm, gundul, berwarna hijau terang, dengan ujung segitiga runcing; mahkotanya menyerupai corong, 6–6,5 mm, berwarna putih kehijauan, dengan tabung yang gundul, dan ujung corong yang runcing sekitar 2–2,5 mm benang sari banyak, menyatu di pangkalnya membentuk tabung yang lebih panjang dari tabung mahkota.

Ciri Buah

Buahnya berbentuk polong lurus, tipis rata, seperti pita kertas, sekitar 11,5–20 cm × 2–2,5 cm, gundul, berwarna cokelat gelap atau merah, dengan tanda-tanda yang jelas di bagian bijinya, dan dapat memecah sendiri. Biji-biji pipih berbentuk jorong hingga bundar telur terbalik, sekitar 7,5–8 mm × 4,5–6,5 mm × 1,5 mm.

Weru biasanya ditemukan di hutan musim, hutan campuran yang gugur daun, savana, padang rumput pirogenik, hingga kecil hutan rawa musiman. Pohon ini juga umum di hutan sekunder terbuka dan daerah dengan musim kemarau yang jelas.

Namun, pertumbuhan terbaik weru terjadi di area dengan curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun dan suhu rata-rata tahunan antara 21–32 °C. Weru dapat mengkolonisasi padang ilalang (Imperata cylindrica), asalkan lahan tersebut tidak dibakar.

Weru secara alami tersebar di Nepal, India, Burma, Thailand, Kamboja, Laos, Tiongkok, Taiwan, Vietnam, Malaysia, Indonesia, Brunei, Filipina, Papua Nugini, dan Australia. Pohon ini juga telah diintroduksi ke Amerika Tengah (Panama, Puerto Rico, Bahama, Barbados, Haiti, Jamaica, Kuba, Republik Dominika, Trinidad dan Tobago, dll.) dan Afrika (Sudan, Tanzania, Zimbabwe).

Baca juga : Kayu Jati

Manfaat Kayu Weru

Manfaat Kayu weru

Sebagai Konstruksi Bangunan

Kayu weru termasuk dalam kategori kayu menengah hingga berat, dengan densitas mencapai 600–950 kg/m³ pada kadar air 15%, memiliki kekuatan tinggi, daya tahan yang baik, dan ketahanan terhadap serangan rayap.

Warna kayu ini bervariasi antara cokelat hingga cokelat terang, dengan pola jalur terang dan gelap yang menarik; penggergajian menjadi tantangan karena serat yang berkualitas tinggi.

Menurut Heyne, kayu wangkal memiliki bobot sedang hingga agak berat, kekerasan yang cukup, kepadatan yang memadai, serat kasar, serta warna cokelat mengkilap hingga cokelat kehitaman, dan memiliki mutu yang agak tinggi (kelas kuat II dan kelas awet II).

Percobaan kuburan di Filipina menunjukkan bahwa kayu A. procera dapat bertahan hingga 10 tahun, sementara kayu A. saponaria (langir) hanya 3 tahun, dan kayu A. chinensis (sengon) mencapai 16 bulan.

Di Jawa, kayu wangkal sangat dihargai karena daya tahan, kekuatan, dan keindahannya; ideal untuk pembuatan peralatan rumah tangga, konstruksi rumah dan jembatan, alat pertanian, dan sebagainya.

Selain itu, kayu weru digunakan untuk pembuatan kereta, roda, perahu, mebel, peti, penutup lantai, tiang, ukiran, serta untuk produksi pulp dan kertas berkualitas tinggi.[7] Kayu gubalnya juga cocok sebagai bahan untuk batang korek api.

Baca juga : kayu merbau

Agroforestri

A. procera sering ditanam sebagai pohon serbaguna, berperan sebagai peneduh, sumber pakan ternak, penyedia kayu bakar, arang, dan kayu pertukangan. Weru dapat ditanam sebagai peneduh di perkebunan teh. Daun dan rantingnya digunakan sebagai hijauan pakan ternak yang kaya protein untuk sapi, kerbau, kambing, unta, dan gajah, terutama di Asia Selatan dan Filipina; namun, di Nusa Tenggara, daun-daun ini tidak dimanfaatkan.

Pohon weru juga digunakan sebagai elemen penghias jalan, penahan angin, sekat bakar, serta untuk merehabilitasi lahan kritis dan tererosi. Selain menjadi peneduh di perkebunan teh, weru juga menjadi perlindungan bagi tanaman kopi. Sistem perakarannya mampu mengikat nitrogen, meningkatkan kesuburan tanah, dan menjaga ketersediaan air di dalam tanah.

Sebagai pakan ternak, daun weru mengandung serat dan lignin yang tinggi, membuatnya sulit dicerna oleh ternak. Meskipun mengandung nutrisi N, K, Ca, dan Mg yang mencukupi, namun kurang untuk unsur Na dan P; oleh karena itu, perlu dicampur dengan bahan pakan lain. Sementara itu, nilai energi kayu weru sebagai bahan bakar mencapai 20.500–21.000 kJ/kg.

Penghasil Tanin

Pepagan kayu weru menghasilkan tanin, yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kulit kayu tengguli dalam proses penyamakan kulit. Selain itu, kayu ini juga mengeluarkan getah yang dapat digunakan sebagai perekat.

Manfaat Medis dan Insektisida

Pepagan dan daunnya mengandung bahan aktif yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional dan sebagai insektisida, menunjukkan potensi nilai tambah dari pohon weru

Inilah

By Ferdian a rdiyansah

Ferdian ardiyansah, lahir pada 21 juni 1996 di Bandung, Indonesia, adalah seorang penulis blog dan ahli desain interior terkenal. , minatn pada lantai kayu mendorongnya untuk memulai blog "supplier lantai kayu" pada tahun 2010. Dalam blognya, Ferdian ardiyansah berbagi informasi tentang pemilihan, pemasangan, dan perawatan lantai kayu. Dengan fokus pada desain interior dan keindahan alam kayu

One thought on “Kayu Weru : Ciri Fisik Pohon Dan Memanfaatkan Kayunya”

Comments are closed.